Minggu, 14 April 2013

naskah drama kartini


Kartini                           : Sintya

Ayah Kartini              : Adam

Company                    : Rosyid (Van Den Burg)

Prajurit                        : 1. Afan  (bos prajurit)
                                           2. Ramdhan
                                           3. Ucup
                                           4. Amas

Rakyat Jelata           Roban , Akbar, Avti, Nobita, Lely, Onggo

Murid Kartini           : rakyat jelata (Lely dan avti dialog)

Anak Bangsawan  : Reny, Adepina,
 

Set 1
Tentara Belanda atau yang sering disebut dengan Komunis. Pada waktu itu rakyat Indonesia tidak bisa pergi ke sekolah. Mereka dipaksa bekerja dan pendapatan mereka diambil. Rakyat jelata yang menentang aturan komunis, akan disiksa, dibunuh, bahkan dibakar rumahnya. Penderitaan masyarakat Indonesia benar-benar tragis saat itu. Para Komunis terlalu kejam.
(suasana rakyat jelata sedang bekerja disawah…)
Sesekali mereka istirahat pun dengan sembunyi-sembunyi dari pengawasan komunis. 

Roban             : “haduhh.. pegal sekali, panaass… hauss..”

Nobita            : (melihat roban lalu mengajak rekannya avty beristirahat pula)
“avty, istirahat sebentar yuk, kita sudah seharian bekerja tanpa istirahat”

Avty                 : “tapi nanti kalau komunis tau kita istirahat, kita akan dipukul dan  disiksa”

Nobita            : ”mereka tidak terlihat kok. Kemarilah” (iki do acting ngombe kek,  opolah)

Avty                 : “Baiklah” (duduk dan kipas2 dg capingnya)

Begitu satu persatu mereka mulai kelelahan, Para komunis yang mengetahui itupun marah dan memukuli mereka secara membabi buta. Komunis berlari dan menghajarnya satu persatu.
( Percakapan berlangsung bersamaan sehingga terkesan ramai, menegangkan dan penuh emosi)

Afan                  : “apa-apaan ini?!! Kalian malah malas-malasan!! Ayo kerja!! (goleko expresi dewe)

Roban              : “Tapi saya hanya ingin istirahat sebentar saja Mr!”

Afan                  : ”aaah! Tidak ada alasan!! Kembali bekerja!! (mendorong Roban hingga  terjatuh)

Lely                   : “suamiku! suamiku kamu tidak apa-apa?? Ayaaah… L (sambil menangis    
                                 ketakutan)

Ramdhan      : “hey kamu! Manja sekali!! dasar perempuan lemah!! Tidak berguna!!       Bisanya menyusahkan saja! Ayoo cepat kerja lagi!!

Nobita            : “Tapi Mr. kami perempuan, kami sangat lelah. Biarkan kami istirahat   sebentar  
                                  nanti kami pasti akan kembali bekerja lagi, kami berjanji Mr.”

Ramdhan      :”Mau cari mati ya?! Cepat bekerja!!

Nobita             : “Iya, Mr…) 

Ucup                : “Bangun pemalas!! Malah tidur2an! Kerja lagi! Dasar rakyat bodoh!”

Akbar              :”Ampun, ampun Mr.”  (terbangun dengan kaget dari tidurnya karena ditendang company )

            Sementara yang lain disiksa dan masih dalam ketakutan dan mengerjakan sawah yang mereka garap. Masyarakat ini mulai muak dengan tindakan komunis, mereka menginginkan kemerdekaan dan menentang penjajah. Namun apa boleh buat, mereka tidak punya pemimpin yg bisa menuntun mereka untuk melawan penjajah.Tetapi mereka tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan termasuk anak muda bernama Nobita

Set 2

(rakyat-rakyat jelata pada berkumpul*Ra usah diwoco)

Nobita : “aku dan teman-teman sudah tak sanggup lagi menghadapi perlakuan komunis  yang seperti itu! Mereka terlalu kejam terhadap kita! Kita ini masih muda, kita juga ingin sekolah! Tidak hanya kaum bangsawan saja yang bisa sekolah! Kita yang miskin harus bekerja setiap hari tanpa mendapatkan upah! Kami sudah cukup menderita!

Onggo : “ sabarlah nobita, kita tidak bisa apa-apa. Mereka terlalu kuat dan hebat.  Sekali saja kita melakukan perlawanan, mereka punya senapan, sekali tembak, matilah kita semua. Aku nggak sanggup melihat salah satu diantara kalian mati dibunuh”

Roban : “ahaa! Aku punyA ide! Bagaimana kalau besok para komunis dating lagi  dengan membawa kekacauan, kita buat kekacauan juga! Kita bikin perlawanan kalau perlu!”

Avty      :” wah, ide yang bagus tuh! Aku setuju sekali!”

Nobita :”aku juga setuju sekali!”

Lely        : “Tapi, siapa yang berani melawan? Kami semua takut akan tentara  Belanda itu”

Nobita :”Betul sekali!”

Roban :”Ya Nobita laaah! Iya kan Nobita? (senyum muains thd Nobita) Gimana kalau kamu jadi umpan, pas para company itu datang, kamu tentang mereka, dengan begitu kamu akan disandera!”

Nobita :”eh?? Iya, tapi kan, aku, aku? hahaha!  tapi kenapa harus aku?!!”

Roban :”Hhh... yasudahlah, biar kita diperbudak company Belanda selamanya. Lagian kasihan juga Nobita” (menunduk)

Nobitai  :”hmmhh.. iya deeh.. tapi begitu aku dibawa dan disekap di markas mereka, kalian langsung ambil aku hlo! aku takut tauk!”

Akbar     : “tenang sajaa.. begitu mereka membawamu ke markas, kita akan bawa seluruh masyarakat untuk memerangi markas disana. Oke Nobita (senyum muanis thd Nobita)”

Lely       : “Tapi bagaimana dengan Nobita nanti seandainya Nobita disiksa bahkan dibunuh?”

Roban : “Jangan khawatirkan itu! Nobita sudah bertekad melakukan ini untuk  kebebasan kita semua. Untuk kemerdekaan bangsa Indonesia! Iya kan Nobita? (senyum muanis thd Nobita)

Onggo :”Hahaha, maksa banget sih kamu, ban? Wkwkwk”

Avty      :”Iya, kasihan tauk..”

Roban :” Yasudah, gimana nobita? Aku nggak akan maksa kamu dg rencana ini, kalau kamu nggak ikhlas ya gapapa”

Nobita :”Meskipun ini sulit, tapi aku akan berusaha demi kemerdekaan kita. Aku percaya pada kalian, teman-teman”

Roban :”Yes, mau juga akhirnya!”

Akbar   :”hahaha, Nobita kan Mauk’an orangnya, *eh? Bercanda, wkwkwk”

onggo  : “Baiklah kalau begitu, tetapi kamu juga harus tetap berhati-hati dg mereka ya  nobita.”

Nobita  : “ Oke”


Set 3

            Para komunis datang ke kampong dan membuat kacau seperti biasa. Mereka bermaksud mengambil semua yang mereka mau, semua beras, tanaman, serta ternak pun mereka ambil dengan paksa.
(Masyarakat  terlihat  sedang  bekerja  disawah)
Jadi disini suasananya para company pada datang trus mukulin satu persatu orang dan maksa minta beras, tanaman sama ternah yang di punyai masyarakat dengan kejam. Suasananya ramai, menegangkan, galak, kejam dan sadis, kaya di set 1. Jadi mereka pada duduk dan dikepung ditodong senapan, supaya mau kasihin barang2 mereka.

Afan    : “Hay orang-orang kampong! Kami datang cumin mau ngambil semua barang-barang yang kalian punya saja!!

Nobita : “ Kami tidak akan memberikannya! Kami sudah tidak tahan dengan perilaku kejam kalian!”

Afan, Ramdhan, Ucup Amas said : “Ooooowwww….”

Rosyid datang

Rosyid :”Dasar gadis tidak tau diuntung! Sudah berani kamu ya, menentang kami? Haa?
            Prajurit Amas! Bawa perempuan ini ke markas, dan penjarakan dia! Bunuh apabila perlu!”

Amas    :” siap komandan!”

Avty Lely akbar dan masyarakat lainnya  mengelak, mereka tidak ingin Nobita disandra. Namun prajurit tentara Belanda menghalang-halangi mereka. Ditodong dg senapan

Akbar : “ayo kawan-kawan! Siapkan semua senjata-senjata! Kita serang para tentara  Belanda tak berperi kemanusiaan itu!

Masyarakat berusaha menyelamatkan Nobita dari sandraan company Belanda. Tidak sesuai dengan rencana, pemirsa. Nobita disiksa disana, mungkin dia memang sedang sial nasibnya. Sampai pada akhirnya rombongan masyarakatpun datang menyelamatkan Nobita meskipun dalam peperangan itu mereka kalah. Dan keadaan pun kembali seperti semula, keseharian diwarnai lagi dengan kerja paksa dan tanpa ada pemberontakan dari masyarakat, karena dari segi persenjataan pun mereka sudah kalah.


Set 4
Raden Ajeng Karitni adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara, Jawa Tengah. Beliau hanya bisa melihat penderitaan masyarakat ini setiap harinya. Hati beliau tersentuh. Kartini ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini dilarang ayahnya untuk sekolah, sebagaimana adat Jawa pada waktu itu yang masih membedakan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Tetapi tekad Kartini untuk memajukan orang Indonesia sangat kuat waktu itu. Karena tekadnya yang sudah bulat untuk memajukan bangsa Indonesia, Kartini pun memutuskan untuk mengajar orang-orang desa tersebut.
Suasana kartini sedang mengajari murid2 perempuan berhitung, menjahit,bahkan membuat pola pakaian. Setelah murid2nya pulang, ayah Kartini memarahinya karena tidak suka dengan ulah Kartini yang mengajari anak2 desa dengan ilmu pengetahuannya.

Adam  : “Kartini! Ayah tidak suka kamu mengajari anak-anak desa dengan ilmu pengetahuan yang sudah kamu pelajari di bangku sekolah!”

Kartini : “Tapi kenapa ayah? Kenapa ayahanda tidak memperbolehkan ?

Ayah   : “Karena mereka masyarakat kalangan bawah! Kamu tau sendiri kan? Yang  boleh mengenyam pendidikan hanyalah kaum bangsawan dan Belanda! Mengerti kamu?!

Kartini : “tapi mereka perempuan tidak harus dirumah terus mengerjakan semua    pekerjaan rumah tangga, ayah! Mereka juga butuh pendidikan yang layak”

Ayah   : “tidak perduli! Selesaikan dulu sekolahmu! Dan berhenti mengajari anak2 desa itu! Mengerti?!

Kartini : “Mengerti ayah.”

usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar Bahasa Belanda dan ilmu lainnya.  Kartini memanfaatkan ilmunya untuk mengajar anak2 desa. Tanpa Kartini ketahui, pesuruh ayahnya memperhatikan apa yang dilakukan Kartini selama ini untuk mengajar masyarakat desa.
Disini settingnya Pokoknya suasana kartini lagi ngajarin murid2 yaa.. disini tiba2 anak2 kaum bangsawan dan belanda sedang lewat

Reny                 : “senang sekali yah, kita bisa sekolah”

Adepina          : “Ya iyalaaah.. kita ‘kan kaum bangsawan.. kita bisa belajar sampai usia  kapanpun, nggak ada aturan apapun yang mengikat kita, ya nggak? Iyaa dooong.. “

Reny                 : “ Betul sekali! Bahkan setelah selesai pendidikan, kita beeebas mau jadi apa yang kita mau, yakan :D ngga kayaaaak…(menoleh anak2 desa dan biilang) ooooowwwww…. Kassiiiiaaaan….. nggak bisa sekolah yaa“

Adepina          : “Hahaha, sudahlah, mari kita tinggalkan anak-anak kumuh dan tidak berpendidikan ini! Hahaha iewww

Sebenarnya yg tidak berpendidikan itu siapa ya, pemirsa? Um.. oke, Adepina dan Reny ketawa jahat sambil meninggalkan tempat mengajar itu. Melihat keadaan yang seperti itu, timbul keinginan Kartini dari hati terdalamnya untuk membuat masyarakat Indonesia menjadi seperti itu, mempunyai persamaan hak terutama dalam hal pendidikan.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba amas dan ucup, pesuruh ayah kartini datang marah2 dan mengajak kartini puling

Ucup     : “hey, tuan muda. Maaf kami hanya menjalankan perintah, tuan muda harus pulang! Sesuai dengan perintah ayahmu!”

Kartini  : “ Tidak! Aku belum selesai mengajar mereka! Nanti saja!”

Ucup     : “apa perlu kami lapor kepada ayah tuan muda dulu? Ha?! Ayo cepat pulang!” (amas ngewangi nyekel kartini)

Sopo waelah sexy, dedek, erna: “Jangaan! Jangan! Biarkan ibu kartini disini.. kami masih ingin memperoleh ilmuu..”

Amas : “aaah! Apa-apaan Ini?! Sudah pergi sana! Dasar anak-anak kampong! Bodoh!”

Anak2 desa : “ jangaaaan.. huhuhu… *nangis)

selaku murid) mempertahnkan kartini supaya tdk plg dan memohon mohon kpd komunisnya; tp yg terjadi malah ditendang.suasananya juga rame anak2 nangis, berontak,

Ucup   : “apa tuan muda tau, tuan sudah melanggar peraturan adat untuk me ngajar  anak2 desa seperti ini ha?!”

Kartini : “iya aku tau, Baiklah, Baiklah. Tapi jangan siksa mereka. Aku akan pulang”

Amas : “bagus

Hingga pada saat itu Kartini merasa sedih dengan peraturan atau adat yang berlaku di tempat itu. Kesedihan itu terlihat dari raut wajah Kartini yang tampak sendu.

Set5
Setelah Kartini menyelesaikan pendidikannya di EUROPASE LEGERE SCHOOL, Kartini bertekad menantang colonial Belanda yang bernama Van Den Burg agar tekadnya untuk memberikan hak yang layak untuk rakyat Indonesia, termasuk kaum wanita dalam hal pendidikan.
(Terlihat Van Den Burg sedang menikmati suasana pagi dan tiba-tiba salah satu prajuritnya menghampiri dan memberikan surat dari kartini)

Van Den Burg :”Indah sekali Negeri jajahan ini.  Tidak salah bila para pendahulu     menyebut negeri ini negeri surganya rempah-rempah. Tapi sayang, orang-orangnya  katrok dan bodoh semua!”

Afan    : “maaf mengganggu, komandan. Tapi ini ada kiriman surat dari Raden Ajen  Kartini, putrid dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara”

Van Den Burg : “Surat apa ini? oh, anak Bupati Jepara yang cantik itu? Ya sudah pergi sana”

Afan : “Siap Komandan!”

            Terlihat Van Den Burg sedang membaca suratnya..
“Wahai penjajah yang sombong, ku tantang kau beradu ilmu denganku. Apabila ku menang maka kau harus berjanji bahwa kaum wanita di negeri ini berhak mendapatkan ilmu pendidikan yang layak. Apabila ku kalah, maka ku rela menjadi istrimu. ku tunggu kau di lapangan dekat balai desa. Dari Kartini.
Pas ketemu di Balai Desa, Van Den Burg dan Kartini saling menatap penuh benci.

Van Den Burg :”Mau menantang aku rupanya kau?!

Kartini : aku menantangmu, untu main tebak-tebakam untuk membuktikan, siapa diantara kita yang menang”

Van Den Burg : “Baik. Mulailah!”

Kartini: “Oke, sekarang, 2 tambah 2 berapa?”
 
Van Den Burg :”Ahahahha, itu mudah sekali jawabannya 3 kan?”

Kartini :”Sebenarnya kau ini bisa berhitung atau tidak? Ha?”

Van Den Burg :”Ya bisalaah. Aku dulukan, juara lomba berhitung di kota ku Belanda,dan aku jendral company disini”

Kartini :”ah, masa? Tadi aja, jawabanmu itu salah! “

Van Den Burg :”Lalu? Jawabannya berapa?”

Kartini: “hah, 2 tambah 2 itu, samadengan, ya 4 lah! Masak soal gampang gitu aja nggak tau sih kamu?” #Ketawajahat

          Karena Belanda ternyata kalah dengan Kartini, akhirnya seluruh kaum wanita di Indonesia dapat mengeyam ilmu pendidikan sebagai konsekuensi terhadap tantangan yang telah disetujui. Kebetulan tantangan itu berlangsung pada tanggal 21 April juga. Sungguh suatu perjuangan yang sangat besar bagi seorang Kartini untuk memperjuangkan hak wanita demi mendapatkan pendidikan yang layak seperti kaum lelaki. Pada era modern ini banyak kita jumpai masyarakat Indonesia yang berhasil menggapai cita-cita mereka. Mereka mempunyai profesi ( kalo bisa kalian yang cewek terutama pake seragam guru, dokter, polisi, sekretaris atau apapun, untuk mendukung bukti berhasilnya kartini) yang beraneka ragam, diantaranya polisi, sekretaris, guru, dokter, pebisnis, perawat, dan masih banyak lagi. Sekarang semua orang dapat menikmati pendidikan dan mereka berhasil mewujudkan apa yang mereka inginkan dan cita-citakan dalam hidup, yang tentunya sesuai dengan harapan bangsa Indonesia. Dengan segenap perjuangan yang begitu panjang dan mengerikan, akhirnya Kartini dapat mewujudkan cita-citanya.
Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah bersungguh-sungguhlah dalam mencapai cita-cita yang kita inginkan. Dan jangan sekali-kali merendahkan kaum wanita, karena kaum wanita itu mulia.